Bagi sebagian pecinta kopi,
budaya ngopi,
atau menikmati secangkir kopi mungkin hal yang biasa dilakukan di waktu
senggang dan bisa dilakukan di manapun. Namun bagi kalangan mahasiswa,
menikmati secangkir kopi hanya bermakna jika dilakukan di warung kopi
dan dibarengi dengan diskusi-diskusi kecil.
Unyil Coffe atau Warung Kopi Unyil yang berada di kawasan Dinoyo
Malang adalah salah satu tempat favorit untuk ngopi bagi kaum muda dan
mahasiswa di Kota Malang. Seperti saat malam itu, Unyil Coffe begitu
penuh dengan laki-laki dan beberapa wanita berumur 20 tahunan. Ada yang
duduk di kursi ,ada juga duduk melingkar lesehan beralaskan spanduk
bekas. Asap rokok nampak mengepul di beberapa sudut ruangan. Beberapa
dari mereka tampak sedang serius membincangkan permasalahan organisasi
atau politik. Ada juga yang terlihat sedang bersendau gurau dengan
teman-teman sekelompoknya. Di depan mereka berjajar beberapa cangkir
kopi lengkap dengan rokoknya. Itulah sedikit gambaran susana Unil Coffe
yang dikerumuni puluhan mahasiswa malam itu.
Tidak ada yang tau pasti sejak kapan
budaya ngopi mulai
menjamur dan menjadi budaya. Namun sejauh yang saya ketahui budaya ini
sudah sejak lama ada di sekitar kita. Penikmat kopi beragam mulai dari
seorang pemulung hingga para pejabat teras. “Satu hal yang saya
ketahui,dari secangkir kopi, bahwa ia tak pernah memilih tempat dan
siapa penikmatnya”, ujar Musfi. Dalam pengakuan mahasiswa UIN Malang
ini, tidak jarang dia menemukan ide dan gagasan saat ngopi. Baginya,
warung kopi adalah sumber informasi dan inspirasi. Dengan
demikian, budaya ngopi menjadi hal yang penting
Bagi sebagian mahasiswa pecinta kopi, menikmati kopi di kos dengan
racikan sendiri akan terasa berbeda dengan saat mereka menikmati kopi di
warung kopi. “Rasanya berbeda Mas dengan di warung kopi. Entah karena
racikannya atau suasananya”, jawab Halik ketika kutemui di Unyil Coffe.
Mahasiswa semester akhir FH Universitas Merdeka Malang ini menjadikan
ritual ngopi sebagai media perjumpaan dengan sohib-sohibnya lintas
fakultas bahkan lintas kampus.
Seperti umumnya warung kopi, di Warung Unyil ini nuansa obrolan di
dalamnya juga cukup dominan. Banyak hal yang mereka bincangkan. Mulai
dari permasalahan organisasi, masalah sosial sampai diskusi seputar
perkuliahan. “Saya kalo ngopi biasanya sama sahabat-sahabat
mendiskusikan masalah organisasi. Namun tidak jarang kita buat diskusi
ringan tentang isu sosial, atau sekedar bicara ngalor-ngidul gak jelas”,
tambah Halik.
Warung kopi mahasiswa ini biasanya mulai ramai saat siang hari hingga
malam. Umumnya mahasiswa pecinta kopi ini mengahabiskan waktunya di
kopi selepas mereka pulang dari kuliah. Beberapa warung kopi tertentu,
budaya ngopi terkadang memiliki citra rasa tersendiri yang tidak bisa
ditemukan di tempat lain. Unyil Coffe, Warning, AGP adalah tiga warung
kopi yang tidak asing bagi mahasiswa di Malang. Masing-masing memiliki
kekhasan rasa dan pangsa pasar atau peminat yang berbeda. [
budaya ngopi]