Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian
Indonesia (PP PERHEPI) melalui PERHEPI Komda Jambi bekerjasama dengan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi menggelar simposium nasional
ekonomi karet dengan tema peningkatan daya saing komoditas karet dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Rektorat Lantai III Kampus Unja Mendalo ini, dihadiri Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEPTI) Syahrul R Sempurnajaya mewakili Wakil Menteri Perdagangan, Asisten II Provinsi Jambi Ir. Havis Huzaini, M.M. Beberapa orang narasumber seperti Ekonom dan Tokoh
Masyarakat Jambi Drs. Marzuki Usman, S.E., MA, dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc turut mengisi acara tersebut.
Rektor Unja Prof. Drs. H. Aulia Tasman, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa sudah lama dinanti kegiatan yang khusus membicarakan mengenai kondisi karet saat ini. “Permasalahan yang dihadapi PERHEPI merupakan ril yang terjadi pada masyarakat petani karet,” kata rektor.
Sementara itu, Drs. Marzuki Usman, S.E, MA menuturkan bahwa masyarakat Jambi sejak dulu sudah menjadi pioner membuka kebun karet dengan sistem gotong royong yang bahasa melayu Jambi disebut pelarian. Teknologi yang digunakan masyarakat saat itu adalah dengan membakar hutan lalu menanamnya dengan padi dan tanaman karet yang hanya sekenanya saja. “Menanam padi hanya sebagai pelindung bagi tanaman karet dari hama monyet, ketika padi sudah dipanen, pohon karet sudah cukup besar jadi tidak lagi diganggu monyet, maka jadilah kebun karet rakyat yang pada kenyataannya adalah hutan karet,” katanya.
Dengan semakin membaiknya harga karet saat ini, Marzuki mengatakan akan memberikan gairah kepada petani untuk kembali menanam karet, khususnya petani karet Jambi hingga karet rakyat Jambi cemerlang masa depannya. “Di era harga karet membaik, ke depannya perlu pemanfaatan hutan tanaman rakyat agar dapat memberikan lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan produksi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan,” ujarnya. (Dedi)
Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Rektorat Lantai III Kampus Unja Mendalo ini, dihadiri Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEPTI) Syahrul R Sempurnajaya mewakili Wakil Menteri Perdagangan, Asisten II Provinsi Jambi Ir. Havis Huzaini, M.M. Beberapa orang narasumber seperti Ekonom dan Tokoh
Masyarakat Jambi Drs. Marzuki Usman, S.E., MA, dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc turut mengisi acara tersebut.
Rektor Unja Prof. Drs. H. Aulia Tasman, M.Sc., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa sudah lama dinanti kegiatan yang khusus membicarakan mengenai kondisi karet saat ini. “Permasalahan yang dihadapi PERHEPI merupakan ril yang terjadi pada masyarakat petani karet,” kata rektor.
Sementara itu, Drs. Marzuki Usman, S.E, MA menuturkan bahwa masyarakat Jambi sejak dulu sudah menjadi pioner membuka kebun karet dengan sistem gotong royong yang bahasa melayu Jambi disebut pelarian. Teknologi yang digunakan masyarakat saat itu adalah dengan membakar hutan lalu menanamnya dengan padi dan tanaman karet yang hanya sekenanya saja. “Menanam padi hanya sebagai pelindung bagi tanaman karet dari hama monyet, ketika padi sudah dipanen, pohon karet sudah cukup besar jadi tidak lagi diganggu monyet, maka jadilah kebun karet rakyat yang pada kenyataannya adalah hutan karet,” katanya.
Dengan semakin membaiknya harga karet saat ini, Marzuki mengatakan akan memberikan gairah kepada petani untuk kembali menanam karet, khususnya petani karet Jambi hingga karet rakyat Jambi cemerlang masa depannya. “Di era harga karet membaik, ke depannya perlu pemanfaatan hutan tanaman rakyat agar dapat memberikan lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat di sekitar hutan produksi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan,” ujarnya. (Dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar