Selasa, 10 Juli 2012

Budaya ngopi buat Mahasiswa

Bagi sebagian pecinta kopi, budaya ngopi, atau menikmati secangkir kopi mungkin hal yang biasa dilakukan di waktu senggang dan bisa dilakukan di manapun. Namun bagi kalangan mahasiswa, menikmati secangkir kopi hanya bermakna jika dilakukan di warung kopi dan dibarengi dengan diskusi-diskusi kecil.
Unyil Coffe atau Warung Kopi Unyil yang berada di kawasan Dinoyo Malang adalah salah satu tempat favorit untuk ngopi bagi kaum muda dan mahasiswa di Kota Malang. Seperti saat malam itu, Unyil Coffe begitu penuh dengan laki-laki dan beberapa wanita berumur 20 tahunan. Ada yang duduk di kursi ,ada juga duduk melingkar lesehan beralaskan spanduk bekas. Asap rokok nampak mengepul di beberapa sudut ruangan. Beberapa dari mereka tampak sedang serius membincangkan permasalahan organisasi atau politik. Ada juga yang terlihat sedang bersendau gurau dengan teman-teman sekelompoknya. Di depan mereka berjajar beberapa cangkir kopi lengkap dengan rokoknya. Itulah sedikit gambaran susana Unil Coffe yang dikerumuni puluhan mahasiswa malam itu.
Tidak ada yang tau pasti sejak kapan budaya ngopi mulai menjamur dan menjadi budaya. Namun sejauh yang saya ketahui budaya ini sudah sejak lama ada di sekitar kita. Penikmat kopi beragam mulai dari seorang pemulung hingga para pejabat teras. “Satu hal yang saya ketahui,dari secangkir kopi, bahwa ia tak pernah memilih tempat dan siapa penikmatnya”, ujar Musfi. Dalam pengakuan mahasiswa UIN Malang ini, tidak jarang dia menemukan ide dan gagasan saat ngopi. Baginya, warung kopi adalah sumber informasi dan inspirasi. Dengan demikian, budaya ngopi menjadi hal yang penting
Bagi sebagian mahasiswa pecinta kopi, menikmati kopi di kos dengan racikan sendiri akan terasa berbeda dengan saat mereka menikmati kopi di warung kopi. “Rasanya berbeda Mas dengan di warung kopi. Entah karena racikannya atau suasananya”, jawab Halik ketika kutemui di Unyil Coffe. Mahasiswa semester akhir FH Universitas Merdeka Malang ini menjadikan ritual ngopi sebagai media perjumpaan dengan sohib-sohibnya lintas fakultas bahkan lintas kampus.
Seperti umumnya warung kopi, di Warung Unyil ini nuansa obrolan di dalamnya juga cukup dominan. Banyak hal yang mereka bincangkan. Mulai dari permasalahan organisasi, masalah sosial sampai diskusi seputar perkuliahan. “Saya kalo ngopi biasanya sama sahabat-sahabat mendiskusikan masalah organisasi. Namun tidak jarang kita buat diskusi ringan tentang isu sosial, atau sekedar bicara ngalor-ngidul gak jelas”, tambah Halik.
Warung kopi mahasiswa ini biasanya mulai ramai saat siang hari hingga malam. Umumnya mahasiswa pecinta kopi ini mengahabiskan waktunya di kopi selepas mereka pulang dari kuliah. Beberapa warung kopi tertentu, budaya ngopi terkadang memiliki citra rasa tersendiri yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Unyil Coffe, Warning, AGP adalah tiga warung kopi yang tidak asing bagi mahasiswa di Malang. Masing-masing memiliki kekhasan rasa dan pangsa pasar atau peminat yang berbeda. [budaya ngopi]

1 komentar: